Di zaman yang semakin berkembang semakin beragam pula tingkah laku
serta masalah sosial yang terjadi di masyarakat terutama masalah remaja.
Perkembangan teknologi sekarang ini telah banyak memberi pengaruh buruk
bagi remaja sehingga menyebabkan terjadinya kenakalan remaja. Masa remaja
merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap
ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola
perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, dalam Roy, 2011).
Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki -laki dan
perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan. Menurut Desmita (2005)
mengemukakan berbagai bentuk tingkah laku seksual, seperti berkencan intim,
bercumbu, sampai melakukan kontak seksual.

Berdasarkan penelitian di berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20
hingga 30% remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks. Celakanya,
perilaku seks bebas tersebut berlanjut hingga menginjak jenjang perkawinan.
Pakar seks juga spesialis Obstentri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha di
Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan
hubungan seks bebas semakin meningkat. Dari sekitar 5% pada tahun 1980 -an,
menjadi 20% pada tahun 2000. Kisaran angka tersebut, kata Boyke,
dikumpulkan dari berbagai penelitian di beberapa kota besar di Indonesia,
seperti Jakarta, Surabaya, Palu dan Banjarmasin. Bahkan di Palu, Sulawesi
Tengah, pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah melakukan
hubungan seks bebasmencapai 29,9%. Sementara penelitian yang dilakukan
oleh Dr Boyke sendiri pada tahun 1999 lalu terhadap pasien yang datang di
klinik Pasutri, tercatat sekitar 18% remaja pernah melakukan hubungan seksual
pranikah. Kelompok remaja yang masuk pada penelitian tersebut rata -rata
berusia 17-21 tahun, umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa. Namun beberapa kasus juga terjadi pada
anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)
(Gunawan, 2011:52-53).

Seks bebas di kalangan pelajar memiliki dampak yang sangat luas dan serius, tidak hanya pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kesehatan mental, sosial, dan masa depan mereka. Memahami dampak-dampak ini sangat penting agar kita bisa mengambil langkah pencegahan yang tepat.

Berikut adalah beberapa dampak utama dari seks bebas di kalangan pelajar:

1. Dampak Kesehatan Fisik

Ini adalah salah satu risiko yang paling sering dibahas, dan dampaknya bisa sangat fatal.

  • Penyakit Menular Seksual (PMS/IMS). Tanpa perlindungan yang memadai, risiko terkena penyakit seperti HIV/AIDS, sifilis, gonore, herpes, dan kutil kelamin (HPV) sangat tinggi. Beberapa dari penyakit ini bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang, seperti infertilitas (kemandulan) dan bahkan kanker, seperti kanker serviks pada perempuan.
  • Kehamilan Tidak Diinginkan. Remaja seringkali belum siap secara fisik, mental, dan finansial untuk memiliki anak. Kehamilan di usia muda bisa berujung pada putus sekolah, pernikahan dini yang tidak siap, atau bahkan aborsi yang berisiko tinggi.
  • Gangguan Kesehatan Reproduksi. Seks bebas bisa memicu berbagai infeksi pada organ reproduksi yang dapat mengganggu kesuburan di masa depan, baik pada laki-laki maupun perempuan.

2. Dampak Kesehatan Mental dan Psikologis

  • Rasa Bersalah dan Penyesalan. Banyak pelajar yang melakukan seks bebas merasa malu, menyesal, dan bersalah karena perilaku tersebut bertentangan dengan nilai-nilai moral, agama, atau sosial yang mereka pegang.
  • Stres dan Kecemasan. Kekhawatiran akan kehamilan, penularan penyakit, dan stigma sosial dapat memicu stres dan kecemasan yang berlebihan. Hal ini bisa mengganggu fokus belajar dan kehidupan sehari-hari.
  • Depresi dan Penurunan Harga Diri. Perilaku seks bebas, terutama yang terjadi dalam hubungan yang tidak sehat, bisa menyebabkan perasaan rendah diri, tidak berharga, dan bahkan depresi.

Dampak mental seringkali terabaikan, padahal konsekuensinya bisa sangat berat dan bertahan lama.


3. Dampak Sosial dan Pendidikan

Seks bebas juga bisa merusak masa depan dan posisi seseorang di masyarakat.

  • Penurunan Prestasi Akademik. Masalah psikologis dan sosial yang timbul akibat seks bebas dapat mengganggu konsentrasi belajar, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan prestasi di sekolah atau bahkan putus sekolah, terutama jika terjadi kehamilan.
  • Terputusnya Hubungan Sosial. Pelaku seks bebas, terutama jika sampai hamil, sering kali dijauhi atau mendapatkan stigma negatif dari lingkungan pertemanan, keluarga, dan masyarakat. Hal ini bisa membuat mereka merasa terisolasi dan kesepian.
  • Merusak Masa Depan dan Karir. Hamil di luar nikah dan putus sekolah akan menghambat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan mendapatkan pekerjaan yang layak di masa depan. Hal ini bisa menjebak mereka dalam lingkaran kesulitan ekonomi.

Secara keseluruhan, dampak dari seks bebas bagi pelajar sangat kompleks dan saling berkaitan. Masalah fisik bisa memicu masalah mental, yang kemudian berdampak pada pendidikan dan masa depan. Oleh karena itu, penting bagi pelajar untuk mendapatkan informasi yang akurat dan dukungan yang memadai untuk membuat keputusan yang bijak.

“Pendidikan Holistik dan Peran Multi-Pihak dalam Pencegahan Seks Bebas pada Remaja

Langkah-langkah untuk menangani seks bebas di kalangan remaja memerlukan pendekatan yang komprehensif, melibatkan berbagai pihak seperti keluarga, sekolah, pemerintah, dan remaja itu sendiri.

About Author

admin

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *